-
Komitmen Dengan Jodoh
Bukan untuk sedih gara-gara belum menikah, namun sedihnya gara-gara perginya teman-teman seperjuangan yang telah menikah. Mereka akan sibuk dengan dengan kehidupan baru mereka, dan saya tetap di sini dengan dengan kehidupan yang tetap sama.
Teman-teman seperjuangan itu yang kebanyakan bertanya kabar, mengajak untuk jalan-jalan, lewat puas dan duka bersama. Satu persatu mereka telah mendapatkan belahan jiwa. Aku tidak sedih, saya senang, bahagia, sehabis itu mereka bisa menggenapkan agama.
“Jodoh itu layaknya kematian; tidak ada yang bisa menebak, tidak bisa dimajuin atau dimundurin waktunya”. Setelah menikah baru terasa “it is the right time” dan tiap tiap orang tidak serupa waktunya. Cause everyone has their own story.
Teringat kata-kata Mario Teguh perihal jodoh,
“Jodoh seseorang tidak hanya satu, namun banyak.”
Apa maksudnya? Ternyata tiap tiap manusia akan mendapatkan pasangan hidupnya sesuai dengan dengan tingkatan yang ada pada dirinya. Jika ternyata mutu dirinya A, maka dia hanya berhak mendapatkan pasangan yang kualitasnya juga A, namun terkecuali dia menaikkan mutu diri jadi B, maka dia akan mendapatkan pasangan dengan dengan mutu B.
Begitulah seterusnya, sampai sehabis itu di tepat yang telah ditentukan, dia akan dipertemukan dengan dengan pasangan hidupnya yang sesuai dengan dengan mutu dirinya tepat itu.
Kita akan dipertemukan dengan dengan jodoh yang baik terkecuali kita mencari yang baik. Logisnya, kita akan tertarik dengan dengan orang yang mempunyai dampak kita terasa nyaman.
Kenyamanan itu kebanyakan timbul tidak benar satunya berasal dari komunikasi yang nyambung. Ini kebanyakan tercipta perihal juga dengan dengan kesetaraan atau sekufu.
Kesetaraan ini perihal dengan dengan keharmonisan, sesuai di dalam komunikasi, dan perihal kesamaan pandangan. Dengan demikian kita bisa berkomunikasi dengan dengan baik kemudian bekerja serupa membangun keluarga.
Masa sehabis itu seseorang bisa jadi pertimbangan juga. Kalau jaman lalunya tidak baik kita kudu pastikan dia telah berubah. Perlu tepat untuk memastikan itu gara-gara untuk beralih kudu tepat dan usaha.
Untuk mendapatkan jodoh yang baik, sedikitnya dua bisnis ini bisa kita lakukan sebagai langkah awal.
1. Berada di komunitas yang benar.
Kita tidak akan mendapatkan pasangan yang baik terkecuali kita mencarinya di klub malam. Maka terkecuali kita dambakan amat mencari pasangan yang baik kita cari di komunitas yang dekat dengan dengan ibadah.
2. Membentuk diri sesuai dengan dengan jodoh yang kita inginkan.
Sadari atau tidak, jodoh kita adalah cerminan diri kita. Maka bentuk diri kita kudu sesuai dengan dengan apa yang kita cari.
Kalaulah sampai tepat ini kita tetap tunggu jodoh, maka kita menyaksikan saudara-saudari kita yang jauh lebih dahulu tunggu jodoh namun sampai tepat ini tetap belum berkunjung juga jodoh yang dinanti.
Kalaupun kita dulu gagal menjalani sistem di awal perjodohan, maka ada di pada saudara-saudari kita yang gagal di ambang pintu pernikahan.
Kalau ternyata kita juga yang merasakan pahitnya kegagalan di ambang pintu pernikahan, maka bukankah kita tetap merasakan betapa banyak pintu-pintu kebaikan lainnya untuk diri kita? Yakinlah bahwasanya jodoh itu berkunjung diwaktu yang tepat, tepat yang tepat dan kondisi yang tepat.
-
Comments